
🖊️
Disusun oleh Tim Edukasi Muslimedika
📅
13 April 2025
Pendahuluan
Dalam sebuah laporan menggetarkan dari Gaza Media, Feroze Sidhwa seorang dokter bedah asal Amerika Serikat yang bertugas di Gaza menyampaikan:
“Saya telah mengoperasi anak-anak Gaza dalam satu malam lebih banyak dari jumlah yang saya lakukan dalam setahun penuh di AS.”
Pernyataan ini menggambarkan betapa beratnya penderitaan yang dialami rakyat Palestina, terutama anak-anak.
Namun di balik tragedi tersebut, kita juga menyaksikan keteguhan seorang tenaga medis yang dengan segenap kemampuan berupaya menyelamatkan nyawa dalam situasi yang sangat terbatas.
Potret Kemanusiaan dan Keteladanan dalam Bencana
Sang dokter tidak sedang berada di ruang operasi rumah sakit modern. Ia bekerja di bawah tekanan, dengan suplai terbatas, suara ledakan di kejauhan, dan pasien kecil yang terus berdatangan.
Apa yang ia lakukan menunjukkan betapa kuatnya nilai kemanusiaan ketika seseorang rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan keselamatan dirinya demi menyelamatkan yang lain.
Dalam Islam, kisah seperti ini menyentuh hati kita. Allah ﷻ berfirman:
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” (QS. Al-Ma’idah: 32)
Walaupun dokter ini bukan seorang Muslim, kita sebagai umat Islam sebaiknya berempati, mengapresiasi upayanya, dan—yang lebih penting—mendoakan hidayah untuknya.
Pelajaran bagi Tenaga Kesehatan Muslim
Kisah ini menyimpan banyak pelajaran untuk kita, khususnya para tenaga kesehatan:
- Kesungguhan dalam Menolong Sesama Semangat menolong yang ia tunjukkan menjadi pengingat bagi kita bahwa profesi kesehatan adalah amanah besar yang tak hanya ditunaikan di ruang steril, tetapi juga di medan darurat penuh darah dan debu.
- Syukur atas Fasilitas dan Keamanan yang Kita Miliki Banyak dari kita bekerja di tempat yang nyaman dan relatif aman. Maka mari gunakan semua kemudahan itu untuk terus meningkatkan kualitas layanan dengan niat ibadah.
- Menjadikan Profesi sebagai Jalan Kebaikan Dunia-Akhirat Dengan niat dan amal yang benar, pekerjaan harian kita bisa menjadi bekal akhirat. Inilah yang membedakan seorang tenaga kesehatan biasa dengan pejuang sejati.
Penutup: Doakan Hidayah untuk Sang Dokter
Sikap terbaik kita bukan hanya mengagumi tindakan kemanusiaan sang dokter, tetapi juga mendoakan agar ia mendapatkan hidayah kepada Islam. Karena tidak ada kebaikan yang lebih besar dari mengenal Allah ﷻ dan mengikuti jalan Rasulullah ﷺ.
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan dia dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mari kita doakan:
📿
Semoga Allah ﷻ membalas kebaikannya, melapangkan hatinya, dan memberinya cahaya iman yang akan membimbing setiap langkahnya ke arah kebaikan yang abadi. Dan semoga kita, sebagai umat Islam, tidak hanya tersentuh hati saat membaca kisah seperti ini, tapi juga terdorong untuk berbuat lebih, berempati lebih, dan berdoa lebih untuk saudara-saudara kita di Gaza dan mereka yang membantu dengan tulus di sana.
📚
Referensi:
- Al-Qur’an Surat Al-Ma’idah: Ayat 32
- Hadis Shahih Bukhari dan Muslim
- Zād al-Ma‘ād – Ibnul Qayyim rahimahullah