
Banyak orang mulai latihan beban demi mencapai tubuh yang sehat dan ideal, namun masih bingung bagaimana cara mengukur progresnya. Apakah cukup dengan melihat angka di timbangan, atau sebaiknya menggunakan ukuran lingkar perut? Artikel ini akan membahas pilihan terbaik berdasarkan ilmu dan ajaran Islam dalam menjaga kesehatan.
Mengapa Penting Mengukur Progres Saat Latihan Beban?
Dalam Islam, menjaga tubuh agar tetap sehat adalah bagian dari bentuk syukur kepada Allah atas nikmat tubuh yang diberikan. Allah ﷻ berfirman:
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." (QS. Al-Baqarah: 195)
Melakukan latihan beban atau aktivitas fisik lainnya termasuk ikhtiar yang disyariatkan untuk menjaga kesehatan. Namun agar usaha tersebut efektif, penting bagi kita untuk memantau progres dengan cara yang benar.
Timbangan Badan: Mudah Tapi Bisa Menyesatkan
Banyak orang terpaku pada angka di timbangan. Padahal, berat badan tidak selalu mencerminkan perubahan komposisi tubuh secara akurat.
Kelebihan:
- Mudah diakses.
- Memberikan gambaran umum perubahan berat.
Kekurangan:
- Tidak membedakan antara lemak dan otot.
- Bisa naik karena massa otot bertambah, meskipun lemak berkurang.
- Dipengaruhi air tubuh, hormon, dan waktu makan.
Seorang Muslim yang ingin menjaga kesehatannya tidak cukup hanya melihat angka, tapi perlu pemahaman mendalam terhadap tubuhnya sendiri.
Ukuran Lingkar Perut: Indikator Kesehatan yang Lebih Tepat
Mengukur lingkar perut dan bagian tubuh lain (lengan, paha, dada) adalah cara yang lebih akurat untuk melihat perubahan tubuh. Ini karena kita bisa melihat langsung penurunan lemak viseral, yaitu lemak yang menumpuk di sekitar organ dalam dan berbahaya bagi kesehatan.
Kelebihan:
- Menunjukkan progres penurunan lemak dengan lebih jelas.
- Tidak terpengaruh pertambahan otot.
- Berkaitan langsung dengan risiko penyakit seperti diabetes dan jantung.
Kekurangan:
- Perlu konsistensi posisi dan alat ukur.
- Hasil tidak instan, butuh kesabaran dan disiplin.
Pendekatan Terbaik: Kombinasi Beberapa Metode
Idealnya, gunakan kombinasi untuk mengukur progres latihan:
✅
Timbangan (mingguan, bukan harian)
✅
Lingkar tubuh (perut, lengan, paha, dada)
✅
Foto progres
✅
Catatan kekuatan (berapa beban yang kamu bisa angkat)
Ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengajarkan keseimbangan dan kesungguhan dalam ikhtiar, bukan sekadar fokus pada hasil luar.
Kesimpulan
Jika harus memilih satu cara terbaik, ukuran lingkar perut lebih akurat untuk mengukur keberhasilan latihan beban, khususnya dalam konteks perbaikan kesehatan dan penurunan lemak. Gunakan pula pendekatan yang menyeluruh agar kamu tidak tertipu oleh angka semata.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim)
Jadilah mukmin yang kuat—bukan hanya fisiknya, tapi juga dalam ilmunya dan ikhtiarnya menjaga amanah tubuh.
Disusun oleh:
Tim Edukasi Muslimedika
Referensi Ilmiah:
- Romero-Corral, A. et al. (2008). Accuracy of body mass index in diagnosing obesity in the adult general population. Int J Obes.
- WHO. Waist Circumference and Waist–Hip Ratio: Report of a WHO Expert Consultation. (2008).
- De Lorenzo, A. et al. (2013). Body composition: a key component of metabolic health. Eur Rev Med Pharmacol Sci.